PD - 7 Habits of Highly Effective People

Halo Sahabat SDS 01 Gula Putih Mataram! Ada artikel baru mau lewat nih..

Kali ini kita akan mengintip sedikit kegiatan guru-guru SDS 01 GPM saat mengikuti PD (Professional Development) di sekolah. Kegiatan PD ini mengenai 7 Habits of Highly Effective People atau 7 kebiasaan dari orang yang sangat efektif. Tema tersebut berasal dari buku yang ditulis Stephen R. Covey, dimana berisi tentang pengembangan diri melalui kebiasaan manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan supaya hidup lebih produktif dan efektif.Perlu kita ketahui bahwa kegiatan ini dilaksanakan pada 4 Januari 2021 sebelum masuk sekolah. So, let’s check it out!
Kegiatan PD dibagi menjadi beberapa kelompok yang akan berkeliling dalam beberapa pos. Pos pertama mengenai kebiasaan atau Habits 1 dan 2. Habit 1 mengenai Be Proaktif, sedangkan Habit 2 mengenai Begin with The End in Mind. Kedua kebiasaan ini mengacu pada diri sendiri, sehingga apa yang dilakukan akan berdampak untuk diri sendiri. Be Proaktif atau menjadi proaktif berarti mempunyai inisiatif dalam menanggapi sesuatu yang terjadi tanpa diminta bahkan tanpa dilihat oleh orang lain. Orang proaktif diharapkan dapat bertanggung jawab atas apa yag dilakukan tanpa menyalahkan orang lain dan lingkungannya. Sedangkan Begin with The End in Mind atau berpikir sebelum bertindak mengenai merencanakan ke depan dan menetapkan tujuan dengan arah yang jelas.

Games yang dilakukan pada habit 1 adalah menyusun batu, keriki, dan pasir dengan jumlah yang sudah ditentukan ke dalan gelas plastik sampai penuh. Pada bagian ini, tim akan menilai bagaimana peserta menyelesaikan masalahnya. Games pada habit 2 adalah membuat kapal dari kertas sebanyak-banyaknya dengan diberika waktu. Sebelum membuat kapal tersebut, peserta harus mempunyai target jumlah kapal yang dibuat dalam waktu yang diberikan. Kegiatan Habits 1 & 2 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Habit ke-3 mengenai Put First Things First atau mendahulukan hal yang utama. Kita harus dapat memilih hal mana yang akan dilakukan terlebih dahulu. Hal penting dan mendesak, penting dan tidak mendesak, tidak penting dan mendesak, dan yang terakhir adalah hal tidak penting dan tidak mendesak.

Sedangkan habit ke-4 tentang Think Win-win atau berpikir menang-menang. Berpikir untuk menang disini bukanlah egois, melainkan kita dapat menyeimbangkan keberanian untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan mempertimbangkan oranglain. Saat terdapat konflik atau masalah, kita dapat mencari solusi yang baik untuk diri sendiri maupun oranglain. Menang-menang diciptakan untuk menjadi kooperatif, bukan kompetitif. Permainan yang dilakukan dalam pos ini adalah membagi kertas berbentuk lingkaran menjadi sama panjang. Peserta akan diminta bagaimana membagi sesuatu sama rata sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Habit yang selanjutnya adalah 5 dan 6. Habit 5 mengenai Seek First to Understand, then to be Understood atau berusaha mengerti terlebih dahulu, kemudian dimengerti. Kita berusaha untuk mengerti orang lain dan lingkungan sekitar sebelum ingin dimengerti orang lain.

Kebiasaan 6 adalah sinergi, kegiatan yang dilakukan adalah dengan bermain buta, tuli, dan bisu. Guru-guru akan dibagi dalam beberapa kelompok dan mempunyai peran dari 3 kekurangan tersebut. Mereka harus mendapatkan bola melalui arahan yang diberikan rekan sekelompoknya. Inti dari sinergi adalah membangun kekuatan dari perbedaan nilai-nilai dengan menghormatinya. Nilai sinergis tersebut dapat diterapkan dalam proses pembelajaran selama di kelas.

Kebiasaan yang terakhir adalah Sharpen the Saw. Pada habits tersebut, guru-guru diminta untuk memotong bambu menggunakan gergaji yang tidak tajam atau karatan. Berdasarkan kegiatan tersebut akan dilihat bagaimana cara mereka untuk membuat bambu terpotong dan cara mereka mengasah gergaji tersebut.

Inti dari kebiasaan ini adalah menyempatkan waktu untuk mengasah kebiasaan-kebiasaan sebelum ini. Mengasah yang dimaksud adalah memperbaharui bagian spiritual, mental, fisik, dan sosial serta emosional yang dimiliki setiap individu.

Menjadi manusia dengan kebiasaan yang efektif bukan berarti menjadi sempurna. Kita hanya perlu melakukan terbaik yang belum kita bisa. Sesuatu yang terjadi di sekitar kita bisa diatasi dengan cara tertentu sesuai dengan kemampuan yang kita miliki serta mengusahakannya. Apakah kita merespon sesuatu itu dengan positif atau negatif?

Harapannya kita dapat memahami dan menyerap prinsip dari 7 habits atau kebiasaan tersebut, tanpa harus mengorbankan waktu dan rutinitas sehari-hari.

 

Semoga artikel ini bermanfaat ya, terima kasih!

 

Jangan lupa di bawah ini 🙂

Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu, keunggulan bukanlah suatu perbuatan, melainkan kebiasaan. (Aristoteles)